ASSALAMU'ALAIKUM, SELAMAT DATANG DI WEBSITE P2MK (PERSATUAN PELAJAR DAN MAHASISWA KETANJUNG) >Email ; p2mksaya@yahoo.co.id >Facebook ; Persatuan pelajar dan mahasiswa ketanjung

Kemapanan Ekonomi Warga Desa Ketanjung

Berdasarkan data dari kecamatan, desa Ketanjung merupakan desa dengan pendapatan termiskin dari Anggaran Pendapatan Desa (APBDes) di urutan ke 16 dari 17 desa yang berada di kecamatan Karanganyar. Pendapatan APBDes desa Ketanjung setiap tahun berkisar antara 105 Juta sampai 130-an Juta rupaih jauh dibawah desa Kedung Waru Lor yang mencapai hampir ke angka 1 Milyar rupaih! Meskipun demikian ada hal yang menarik yang perlu kita simak tentang kemapanan ekonomi warga desa ketanjung pada era sekarang ini.
Pada era Presiden Soeharto beberapa tahun dinobatkan sebagai orang nomor satu di republic ini menggantika Ir. Soekarno, mayoritas warga desa Ketanjung berpencaharian sebagai petani. Pada awalnya di desa Ketanjung waktu itu tanah yang digarap petani masih cocok digunakan untuk menanam jagung, itupun di waktu musim kemarau tiba saja. Ketika musim penghujan dating tegalan sama sekali tidak dapat ditanami apa-apa karena saking banyaknya air yang ada dan berdiam di tegalan. Sehingga eksistensi warga sebagai petani belum bisa memenuhi kebutuhan yang diharapkan. Sesekali warga mengisi kerjanya pada musim penghujan dengan menangkap ikan di rawa-rawa tegalan.
Kokok ayam bersahutan dari belakang rumah warga menandakan waktu pagi akan segera tiba dan mentaripun kian siap menerangi bumi di pagi hari. Menu sarapan pagi dengan “Tiwul” seolah-olah menjadi rutinitas warga sebelum berangkat bekerja, dan gorengan jagung seolah-olah menjadi pengganti uang saku bagi anak-anak yang hendak berangkat ke sekolah. Hal seperti itu dijalani warga desa Ketanjung hingga tahun 1980-an. Pada saat tahun 1978 pernah dari pihak pemerintah desa membuat pompanisasi sawah sebagai penunjang petani agar hasil garapannya dapat berlimpah, akan tetapi karena beberapa alas an akhirnya pompanisasi sawah pun berjalan kurang maksimal.
Memang pada waktu itu sawah tegalan belum terbiasa digunakan untuk menanam padi, sehingga hsilnya pun kurang signifikan. Kemudian belajar dari pengalaman yang telah lalu, akhirnya di tahun 1990 dibuatlah lagi pompanisasi sawah dengan didukung Panitia Gadu secara resmi dari pihak desa. Alhamdulillah dari tahun ke tahun apa yang diharapkan dan yang menjadi cita-cita warga desa Ketanjung membuahkan hasil yang nyata. Tegalan yang dulunya hanya bias ditanami jagung pada musim kemarau saja, sekarang bias ditanami padi baik pada musim kemarau maupun penghujan. Seiring berkembangnya waktu, proyek pompanisasi akhirnya dapat berlangsung hingga saat sekarang ini dan berjalan dengan lancar.
Seiring dengan berkembangnya dunia teknologi yang menuntut manusia untuk bekerja selain menggunakan otot tangannya juga dengan menggunakan mesin-mesin industri yang ada agar hasil produksi melimpah. Maka posisi geografis desa Ketanjung yang masih berdekatan dengan kabupaten Kudus membawa angin segar bagi perkembangan ekonomi warga desa Ketanjung. Oleh sebab itu, di awal era 1980-an banyak dari warga desa Ketanjung yang diterima masuk di pabrik industri di wilayah Kudus baik laki-laki maupun perempuan. Dan semenjak pintu kran globalisasi dibuka, banyak warga desa Ketanjung yang berinisiatif mendapatkan ganti rugi keringatnya di pabrik-pabrik industri negeri Kudus tersebut.
Terbukti hingga sampai saat ini sekitar lebih dari 50 % warga desa Ketanjung bekerja di pabrik-pabrik rokok yang terdapat di kota Kretek, terutama para wanitanya. Seperti di pabrik rokok PT. Djarum, Nojorono, Sukun dan industri-industri lain semisal PT. Pura Barutama, PT. Mulyatex dan lain sebagainya. Tidak hany itu sebagian besar selain bekerja di pabrik juga nyambi di sawah masing-masing. Sehingga bisa dikatakan warga desa Ketanjung berprofesi sebagai “Double Profesi”, tapi juga ada yang tidak. Dari situlah yang akhirnya membuat penghasilan warga bisa digunakan untuk membuat rumah batu-bata dan membeli peralatan-peralatan atau fasilitas-fasilitas rumah tangga yang lainnya, semisal motor, TV dan lain sebagainya.
Hingar bingar kendaraan bermotor dan lalu lalang anak-anak yang bersepeda dipagi hari ketika warga hendak bekerja dan anak-anak hendak sekolah seraya membuat ramai jalanan desa dan memperkokoh eksistensi ekonomi warga Ketanjung yang semakin meningkat adanya. Hampir rata orang berkendara baik anak-anak dan dewasa dan sedikit sekali yang hanya berjalan kaki.
Mentari pagi di ufuk timur yang membawa secercah cahaya kuning seakan membenarkan hal tersebut. Akan tetapi apakah kemapanan ekonomi warga tersebut membuat warga desa Ketanjung juga memprioritaskan hal-hal (bidang-bidang) yang lainnya? Seperti halnya pendidikan. Sebuah pertanyaan yang menuntut jawaban dari warga desa Ketanjung untuk menjawabnya sendiri!

0 komentar:

Posting Komentar

Bagi teman-teman yang mau komentar silahkan di tulis di sini >>>>

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | JCPenney Coupons